Bangunan PPNQ Putra dan Putri
Nama Yayasan:Pondok Pesantren Nurul Qur an
Alamat:Bendungrejo Jogoroto Jombang PO. Box 01 Kode Pos 61485
Akta Notaris:Sri Hartatik, S. H., M. KN. Jombang No. 26 Tahun 2015
Website:ppnurulquran.ponpes.id
Facebook:Nurul Qur An link : https://www.facebook.com/nurul.quran.925
Instagram:nq.story link : https://www.instagram.com/nq.story/
Youtube:NQ STORY link : https://www.youtube.com/channel/UCjxqMIxzcJGyeR7ZHK5thcQ
Logo:link download : https://drive.google.com/file/d/1NR1yqh8x_3d584aCmvJRhO9MNR93LVqV/view?usp=sharing

Para tokoh masyarakat dari kalangan ulama dan sesepuh pinisepuh Desa Bendungrejo, sebenarnya sudah sangat rindu dan menanti atas berdirinya lembaga pesantren. Sebagai bukti nyata adalah ucapan dari Mbah Buyut Hasan Muslim Utomo dan seorang arif yang disebut Mbah Mantri yang mengatakan bahwa di Desa Bendungrejo ini akan berdiri sebuah pesantren.

Alhamdullillah, ‘azam dua ulama tersebut menjadi kenyataan pada tanggal 12 November 1992 M / 17 Jumadil Ula 1413 H lahirlah PP. Nurul Qur an.

Menurut sejarah dari sesepuh bahwa di desa ini dulu telah ada . pondok pesantren yang didirikan oleh M. K. Jamsari tahun 1880 sampai dengan 1919 pesantren ini sudah cukup berkembang besar, karena yang nyantri disini sudah banyak santri dari luar daerah terutama dari Jawa Tengah. Namun setelah beliau K. Jamsari wafat pesantren ini (yang terdiri dari kayu dan bambu atau panggung), terjadi kebakaran sampai habis bahkan kitab-kitab para santri pun terbakar.

Akhirnya para santri banyak yang pulang tinggal santri sekitar pesantren yang ingin menghidupkan kembali dengan menantu Kyai melalui musholla peninggalan beliau yang tidak terbakar.

Kegiatan kedua musholla ini disebut “Madrasah Diniyah” yang tidak lama berjalan, kemudian bubar, akhirnya kedua musholla itu hanya untuk kegiatan shalat Jum’at.

Pada tahun 1926, cucu menantu Mbah K. Jamsari yang bernama KH. Marzuki, mendirikan musholla kurang lebih 400 m utara dari lokasi pesantren Mbah K. Jamsari yang sekarang menjadi lokasi-lokasi PPNQ. Musholla tersebut banyak didatangi para santri yang ingin mengaji masalah Agama kepada KH. Marzuqi. Bahkan para santri bila malam hari bermalam (putra di musholla dan putri di rumah Kyai). Kegiatan ini berjalan terus sampai beliau wafat pada tahun 1952, yang diteruskan oleh putranya Kyai Ahmadun.

Pada periode Kyai Ahmadun ini berkembang semakin baik yaitu terwujud kembali Madrasah Diniyah (malam hari) bahkan sebuah musholla itu berkembang hinggah menjadi Masjid tahun 1958, yang saat ini diresmikan oleh para ulama Jombang antara lain KH. Adlan Ali, KH. Mansur Anwar, K. Bajuri dan para ulama yang lain. Namun kemajuan diniyah ini akhirnya pudar kembali pada tahun 1967, artinya diniyah secara klasikal bubar.

Para santri yang belajar agama pada K. Ahmadun tetap berjalan namun tidak klasikal, dibagi dua kelompok, Al-Qur an di serambi masjid, sedangkan yang sudah mengaji kitab di rumah K. Ahmadun. Kemudian pada tanggal 16 Juni 1988/1 Dzulqo’dah 1408 H beliau wafat, dan kegiatan di masjid diteruskan oleh putranya KH. Imam Munawwar.

Kemudian pada tanggal 27 Ramadhan 1412 H, pulanglah pemuda M. Qomari Sholeh (Cucu KH. Marzuqi) dari beberapa pondok pesantren terakhir dari PP. Madrasatul Qur an Tebuireng yang diasuh Romo KH. M. Yusuf Masyhar (Cucu menantu KH. Hasyim Asy’ari). Tepatnya pada tanggal 20 Syawal 1412 H, lahirlah TPQ dan Madrasah Diniyah yang saat itu diikuti para santri 350 santri (tidak muqim).

Dua bulan kemudian (21 Dzulhijjah 1412 H/22 Juni 1992 M), datanglah 2 orang santri, yang diantar langsung oleh kedua orang tua mereka yang memang ingin menjadi santri, santri tersebut adalah :

  1. M. Syuhada’ Syafi’i dari Jombang (sekarang menjadi adik ipar pengasuh)
  2. M. Saiful Anam dari Denpasar Bali

Dengan senang hati kedua santri tersebut diterima dan ditempatkan di rumah pengasuh kamar depan, sampai bulan Rabiul Awal santri berjumlah 9 anak, lalu dipindahkan ke kamar belakang, yakni kamar nempel selatan rumah pengasuh.

November 1992 santri terus bertambah hingga 20 anak, dan pada bulan inilah atas dorongan dari orang tua pengasuh ( Abah H. Sholeh Abdulloh ) dan sekaligus mewaqafkan tanahnya seluas 40 Ru untuk mengagungkan Kalam Allah. Pengasuh bersama-sama dengan masyarakat membangun 4 kamar santri, 4 kamar mandi & WC, kolam wudlu dan tempat cuci dan dapur santri. Dengan demikian lahirlah pesantren Nurul Qur an : 12 November 1992/17 Jumadil Ula 1413 H.

Diawal pertumbuhan dan perkembangan PPNQ, manusia memiliki kehendak dan angan-angan, tetapi irada Allah jualah yang berlaku, dipanggilnya pengasuh KH. Qomari Sholeh keharibaan-Nya tepat pada jam 05.15 WIB hari Selasa tanggal 24 Agustus 1999/12 Jumadil Ula 1420 H dalam usia 38 tahun dengan meninggalkan seorang istri, 4 anak (3 putri dan 1 putra usia 3 bulan), yang tertua pada saat itu berusia 9 tahun.

Kini tinggal pesan-pesan beliau yang perlu kita abadikan dan kita amalkan, antara lain pesan itu adalah :

“Bila ajal tiba, beliau minta dimakamkan didepan gubuk santrinya, tepatnya dikebun milik ayahnya (Abah H. Sholeh Abdulloh) yang tidak jauh dari lokasi PPNQ supaya anak-anak santri dapat dirosah (nderes) Al Qur an disitu.”

Kini pesantren diteruskan oleh adik iparnya, KH. Drs. Jumali Ruslan yang juga alumni PP. Madrasatul Qur an Tebuireng sekaligus sahabatnya KH. Qomari Sholeh tatkala di pesantren dahulu yang dibantu oleh saudara-saudaranya yang lain.

Alhamdulillah, PPNQ dengan sinar Al Qur an dapat terus tumbuh dan mudah-mudahan terus berkembang dan terus tumbuh atas Ridho Pemilik Al Qur an Aamiiin.

Pesan beliau buat santri yang sudah hatam Al Qur an :

“Anak-anak yang sudah selesai menghafal Al Qur an ini jangan kecil hati bahkan anda boleh bangga asal tidak sombong(takabbur), meskipun dunia yang kita hadapi sekarang ini adalah dunia yang serba canggih dan serba teknologi serta majemuk(global) karena Al Qur an tidak akan pernah padam dan tidak akan ketinggalan meskipun zaman dalam keadaan bagaimanapun. Sedang yang saya maksud anda boleh berbangga diri dan bersyukur kepada Allah adalah sabda Rasulullah SAW yang artinya ‘Barang siapa yang dikaruniai oleh Allah bisa baca Al Qur an (hafal) kemudian ia berpendapat bahwa seorang (orang lain yang telah meraih gelar ini atau maju dalam teknologi ini dsb nya) adalah telah diberi Allah lebih mulia dari dia, maka orang yang berpendapat demikian ini sungguh telah mengecilkan sesuatu yang telah diagungkan oleh Allah SWT. Pengertian hadits tersebut, kamu semua yang telah diberi Allah sampai bisa hafal Al Qur an adalah sama halnya kamu telah diberi Allah sesuatu yang sangat agung dan mahal harganya, karena itu kau harus selalu muroja’ah hafalanmu, agar tidak lupa, sebab Rasulullah telah bersabda : ‘sesungguhnya orang yang hafal Al Qur an tak ubahnya seperti orang yang memiliki unta yang diikat.'”

Satu Komentar pada “Profil Singkat PP. Nurul Qur an”

  1. Inovasi yang luar biasa, sudah waktunya pondok pesantren juga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. agar para santri tidak ketinggalan informasi terkini. sukses terus untuk PP NQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *